Menurut Gus Mus, ayat tentang dakwah yang berbunyi “Ajaklah ke jalan Tuhanmu” dan sekilas tampak tak ber-maf’ul bih (objek, red.), sejatinya memiliki objek yang sangat jelas.
“Kalau diperhatikan, memang ini tidak ada maf’ul bih-nya. Tapi sebenarnya ini sudah jelas. Orang yang diajak adalah orang yang belum ‘di jalan Tuhanmu’,” ungkapnya seraya menyayangkan realita banyaknya orang yang menganggap bahwa orang yang sesat harus disikat.
“Anehnya sekarang ini, ada orang yang berpendapat yang sesat disikat. Lalu sasaran dakwah ini siapa? Atau, ayat ini dikemanakan? Di-busek (hapus, red.)? Atau (mereka) tidak mudeng (paham, red.) al-Qur’an?!” sesalnya.
Gus Mus juga menjelaskan bahwa yang melakukan dakwah pertama kali adalah Rasulullah. Sebab Rasullah yang pertama kali melaksanakan perintah-perintah Allah. “Jadi kanjeng Rasul tidak kesulitan mencari contoh. Beliau langsung bisa mencontohkan dirinya sendiri. (seperti dalam hadits) shallu kamaa raaitumuuni ushallii,” ungkapnya.
Terkait dengan perbedaan dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar, Gus Mus menjelaskan bahwa dakwah diperuntukkan bagi mereka yang belum ‘di jalan Tuhanmu’. Sedangkan amar ma’ruf nahi munkar dilakukan kepada mereka yang sudah menempuh ‘jalan Tuhanmu’.
Korelasi antara dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar dengan kasih sayang juga tak luput dari sorotan Gus Mus. Begitu juga dengan realitas yang menunjukkan adanya krisis ruhud dakwah.
“Kalau diperhatikan, memang ini tidak ada maf’ul bih-nya. Tapi sebenarnya ini sudah jelas. Orang yang diajak adalah orang yang belum ‘di jalan Tuhanmu’,” ungkapnya seraya menyayangkan realita banyaknya orang yang menganggap bahwa orang yang sesat harus disikat.
“Anehnya sekarang ini, ada orang yang berpendapat yang sesat disikat. Lalu sasaran dakwah ini siapa? Atau, ayat ini dikemanakan? Di-busek (hapus, red.)? Atau (mereka) tidak mudeng (paham, red.) al-Qur’an?!” sesalnya.
Gus Mus juga menjelaskan bahwa yang melakukan dakwah pertama kali adalah Rasulullah. Sebab Rasullah yang pertama kali melaksanakan perintah-perintah Allah. “Jadi kanjeng Rasul tidak kesulitan mencari contoh. Beliau langsung bisa mencontohkan dirinya sendiri. (seperti dalam hadits) shallu kamaa raaitumuuni ushallii,” ungkapnya.
Terkait dengan perbedaan dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar, Gus Mus menjelaskan bahwa dakwah diperuntukkan bagi mereka yang belum ‘di jalan Tuhanmu’. Sedangkan amar ma’ruf nahi munkar dilakukan kepada mereka yang sudah menempuh ‘jalan Tuhanmu’.
Korelasi antara dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar dengan kasih sayang juga tak luput dari sorotan Gus Mus. Begitu juga dengan realitas yang menunjukkan adanya krisis ruhud dakwah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar