Oleh: Riza Nur Fikri
"Biar balance (seimbang): bagi yang merepotkan harus merasa merepotkan. Adapun bagi yang direpotkan harus merasa "tak" direpotkan. Akan tapi "transaksi" antara yang merepotkan dan yang tak direpotkan kudu tetep berlangsung, biar terwujud hubungan yang harmonis. Tentunya dengan rasa saling memahami dalam hati dan fikiran yang luas."
Teoriku muncul setelah entah ke-PD-an merasa dijajah atau rasa penasaran yang besar dalam hati dan fikiranku yang paling dalam terhadap suatu hal, yang aku merasa berat meresponnya melalui kata-kata dalam bentuk "SUARA". Tapi aku juga tak tahu, apakah teoriku ini benar atau salah. Yang jelas, ini keluar dari Goa Hati.
Silahkan tertawa, daripada menggerutu yang berakibat
goa hati tercemari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar